Namun Soeharto adalah Soeharto, sebuah pribadi yang dikenal keras dan pantang menyerah. Mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden, apalagi oleh desakan pihak lain, sepertinya mustahil dilakukan oleh Soeharto. Mereka yang mengenal Pak Harto, pasti memahami bahwa dengan kekerasan hati yang dimilikinya, tak ada pihak lain yang bisa menggoyang kursi kekuasaannya, kecuali dirinya sendiri.
Perilaku serta tindak-tanduk Soeharto selama menjabat sebagai presiden, sepertinya merupakan penegasan kembali atas kebenaran penilaian sebagian orang tentang kekerasan hati (juga kepala) orang yang dulu dijuluki “Bapak Pembangunan” ini. Oleh R.E. Elson, profesor dari University of Queensland, Australia yang juga penulis buku Suharto: A Political Biography, ia dianggap sebagai sosok keras yang tak mengenal kata ampun. Di balik penampilan dan senyum ramahnya, Soeharto menyimpan kekerasan sikap yang sanggup menyingkirkan musuh-musuhnya keluar dari panggung politik selamanya. Meskipun dianggap bukan kreatif, Soeharto dinilai pandai dalam memanfaatkan kesempatan dan mengarahkannya menjadi sebuah keuntungan.
Dengan karakter yang demikian kuat, tak ada satu pun pihak yang berani meramalkan kejatuhan Soeharto. Hingga akhirnya saat itu tiba. Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia. Nah, apa yang sesungguhnya membuat Soeharto lengser?